Berita

Blog Rangkuman Koneksi Antar Materi - Modul 3.1

Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran (Koneksi Antar Materi)

Materi 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebijakan sebagai Pemimpin 

Oleh : Hedi Aprison, ST
Calon Guru Penggerak Angkatan11
Assalamu'alaikum, Salam dan Bahagia
Saya, Hedi Aprison Calon Guru Penggerak – Angkatan 11 dari SMAN 2 Tualang Provinsi Riau. Saat ini saya dengan mengikuti Pendidikan Guru Penggerak dari Kabupaten Siak. Saya merasakan Pendidikan guru penggerak sudah banyak mengubah mindset saya sebagai guru, banyak hal yang sudah saya pelajari dan saya dapatkan. Selama menjadi CGP Angkatan 11 ini saya didampingi oleh Ibu Marliah, S.S., M.Pd selaku Fasilitator dan Ibu Sumarseh., M.Pd selaku pengajar praktik.

Kegiatan Pemantik: 

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”

(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).

Bob Talbert

Dari kutipan diatas, tersirat makna bahwa mengajarkan anak tentang ilmu pengetahuan atau pendidikan formal itu penting, khususnya dalam bidang matematika. Kemampuan berhitung adalah dasar dari banyak keterampilan hidup dan sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari.dan berhitung itu baik. Namun mengajarkan mereka selain pengetahuan akademik, ada hal yang jauh lebih penting untuk diajarkan kepada anak-anak, yaitu nilai-nilai moral, etika, dan hal-hal yang dianggap berharga dalam kehidupan.

Dengan katai lain: Pendidikan itu penting (Kemampuan kognitif seperti berhitung perlu diasah)  Namun, pendidikan karakter lebih utama (Nilai-nilai seperti kejujuran, empati, tanggung jawab, dan integritas) jauh lebih berharga dalam membentuk pribadi yang baik.

Tujuan pendidikan: Bukan hanya mencetak individu yang cerdas, tetapi juga individu yang berkarakter dan berguna bagi masyarakat.

Pada modul 3.1 ini kita belajar bagaimana mengambil keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin. Sebagai pemimpin pembelajaran, pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal sangat dibutuhkan oleh seorang guru atau kepala sekolah.

Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?

Nilai-nilai kebajikan seorang pemimpin memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap lingkungan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Ketika seorang pemimpin mengadopsi nilai-nilai kebajikan dalam pengambilan keputusan dan tindakannya, hal ini akan menciptakan riak-riak positif yang meluas ke seluruh organisasi dan bahkan masyarakat.

Contoh Nilai-Nilai Kebajikan yang Berdampak pada Lingkungan:

  • Kejujuran: Pemimpin yang jujur akan terbuka tentang dampak lingkungan dari aktivitas perusahaan dan berkomitmen untuk memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan.
  • Tanggung Jawab: Pemimpin yang bertanggung jawab akan merasa berkewajiban untuk melindungi lingkungan dan memastikan bahwa perusahaan beroperasi secara berkelanjutan.
  • Empati: Pemimpin yang empati akan memahami dampak lingkungan terhadap masyarakat, terutama bagi kelompok yang rentan.
  • Keadilan: Pemimpin yang adil akan memastikan bahwa beban lingkungan dibagi secara merata dan tidak membebani generasi mendatang.

Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda?

Seorang pemimpin pembelajaran memiliki peran yang sangat krusial dalam membentuk proses pembelajaran murid, termasuk dalam hal pengambilan keputusan. Dengan menerapkan nilai-nilai kebajikan dan kepemimpinan yang efektif, seorang pemimpin pembelajaran dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi murid untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan mandiri.

Berikut adalah beberapa cara seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pengambilan keputusan murid:

  • Menciptakan Budaya Belajar yang Aman:
    • Memberikan ruang yang aman bagi murid untuk mengeksplorasi ide-ide baru dan mengambil risiko.
    • Menghargai keberagaman pendapat dan mendorong diskusi yang terbuka.
    • Menciptakan suasana kelas yang inklusif dan menghormati setiap individu.
  • Membekali Murid dengan Keterampilan Kritis:
    • Memfasilitasi kegiatan pembelajaran yang menuntut murid untuk menganalisis informasi, mengevaluasi argumen, dan mengambil keputusan berdasarkan bukti.
    • Mengajarkan murid untuk berpikir secara logis dan sistematis.
    • Membantu murid mengembangkan kemampuan untuk mengidentifikasi masalah dan mencari solusi.
  • Membina Kepemimpinan Murid:
    • Memberikan kesempatan kepada murid untuk mengambil inisiatif dan bertanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri.
    • Membentuk kelompok kerja yang memungkinkan murid untuk berkolaborasi dan saling belajar.
    • Memberikan umpan balik yang konstruktif untuk membantu murid tumbuh dan berkembang.
  • Menjadi Model Peran:
    • Menunjukkan sikap yang positif dan proaktif dalam pengambilan keputusan.
    • Menjelaskan proses berpikir di balik setiap keputusan yang diambil.
    • Mengajarkan murid tentang pentingnya nilai-nilai seperti kejujuran, integritas, dan tanggung jawab.
  • Menggunakan Pendekatan Pembelajaran yang Berpusat pada Murid:
    • Memberikan kesempatan kepada murid untuk memilih topik yang menarik bagi mereka.
    • Memfasilitasi pembelajaran yang relevan dengan kehidupan nyata.
    • Menggunakan berbagai metode pembelajaran yang aktif dan interaktif.

Education is the art of making man ethical.

Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.

~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~

Pendidikan, dalam pandangan ini, bukan hanya sekedar transfer pengetahuan atau keterampilan. Lebih dari itu, pendidikan adalah sebuah proses yang bertujuan untuk membentuk karakter manusia agar berperilaku sesuai dengan nilai-nilai moral yang baik.

Pendidikan dipandang sebagai sebuah seni karena membutuhkan kehalusan, kreativitas, dan pemahaman yang mendalam tentang manusia untuk mencapai tujuannya. Tidak hanya sekadar memberikan informasi, tetapi juga menumbuhkan kesadaran, nilai, dan sikap yang positif.

Pendidikan tidak hanya tentang memberikan informasi, tetapi juga tentang membentuk manusia seutuhnya. Artinya, pendidikan tidak hanya fokus pada aspek kognitif, tetapi juga pada aspek afektif (perasaan) dan psikomotorik (keterampilan).

Etika berkaitan dengan nilai-nilai moral yang baik dan buruk. Pendidikan yang baik akan menanamkan nilai-nilai moral yang kuat pada individu sehingga mereka dapat membedakan antara yang benar dan yang salah, serta bertindak sesuai dengan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Implikasi kutipan ini bagi dunia pendidikan:

  • Fokus pada pembentukan karakter: Pendidikan tidak hanya mengejar prestasi akademik, tetapi juga harus memperhatikan pembentukan karakter siswa.
  • Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif: Sekolah harus menjadi tempat di mana siswa dapat belajar tentang nilai-nilai moral dan etika.
  • Menjadi teladan: Guru sebagai pemimpin pembelajaran harus menjadi contoh yang baik bagi siswa dalam hal perilaku etis.
  • Mendorong pembelajaran sepanjang hayat: Pendidikan tidak berhenti setelah lulus sekolah, tetapi harus terus berlanjut sepanjang hidup.

Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran (Koneksi Antar Materi): 

1.  Bagaimana Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin ?

   Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka yaitu Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madya Mangunkarsa, Tut Wuri handayani memiliki makna mendalam yang dapat kita jadikan landasan dalam setiap pengambilan keputusan, yaitu keputusan yang selalu berpihak kepada murid. Sebagai pemimpin dalam mengambil keputusan seharusnya: a). memberikan teladan dan contoh akan keputusan yang bijak,menjadi teladan yang patut ditiru (Ing Ngarso Sung Tulodo). b). mampumemberdayakan dan membangun kerukunan, menyemangati, membuat orang lain memiliki kekuatan demi memperbaiki kualitas diri mereka (Ing Madya Mangun Karsa). c). mampu mempengaruhi dan mendorong semangat meningkatkan kualits agara selalu menjadi lebih baik(Tut Wuri Handayani)

 

2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Guru sebagai pendidik harus memiliki nilai-nilai positif yang mampu menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, serta berpihak pada murid. Nilai-nilai tersebut akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan sesuai dengan situasi yang dihadapi dengan mempertimbangkan 3 prinsip dalam pengambilan keputusan.

3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Dalam materi pengambilan keputusan yang dipelajari memiliki hubungan erat dengan kegiatan coaching (bimbingan) pada modul sebelumnya. Pada proses coaching kita membentu coachee dalam menentukan atau mengambila keputusan sedangkan pada modul ini kita merefleksikan apakah keputusan yang kita ambil dapat dipertanggungjawabkan , menjadi win-win solution ataukah justru akan menimbulkan masalah di kemudian hari. Dalam pembelajaran pengambilan keputusan ini kita diberikan panduan tentang 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengujiaan keputusan yang kita ambil.

4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosional sangatlah penting terutama dalam mengelola kasus dilemma etika. Guru yang memiliki kemampuan dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan memiliki kesadaran diri untuk memahami perasaan, emosi dan nilai diri senidiri, memiliki manajemen diri sehingga mampu mengelola emosi dan perilaku, memiliki kasadaran sosial sehingga mampu memahami sudut pandang dan dapat berempati dengan orang lain, memiliki keterampilan berelasi sehingga dapat berkomunikasi dengan lebih efektif, dan dapat mengambil keputusan yang bertanggungJawab. Masalah yang terkait dilema etika akan diselesaikan dengan kepala dingin dan hati yang tenang, sehingga pengambilan keputusan dapat berjalan sesuai dengan langkah yang sistematis.

5.  Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika dapat melatih ketajaman dan ketepatan dalam pengambilan keputusan, sehingga dapat dengan jelas membedakan antara dilema etika ataukah bujukan moral. Seorang pendidik ketika dihadapkan dengan kasus-kasus yang fokus terhadap masalah moral dan etika, baik secara sadar atau pun tidak akan terpengaruh oleh nilai-nilai yang dianutnya. Keputusan yang diambil akan semakin akurat dan menjadi keputusan yang dapat mengakomodir kebutuhan murid dan menciptakan keselamatan dan kebahagian semua pihak berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan kebajikan jika nilai-nilai yang dianutnya adalah nilai-nilai yang positif.

6.  Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Pengambilan keputusan yang tepat, tentunya akan berdampak positif pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Pengambilan keputusan yang tepat harus dilakukan dengan cara yang tepat pula. Disesuaikan dengan situasi yang terjadi dengan berlandaskan nilai-nilai kebajikan universal, berpihak pada murid dan dapat dipertanggungjawabkan. Saat keputusan yang diambil sudah tepat. maka akan tercipta lingkungan yang positif. kondusif. aman dan nyaman. tidak ada pihak yang merasa dirugikan, semua akan mendapatkan solusi atas permasalah yang dihadapi.

7.  Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantangan yang saya hadapi dalam pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus yang sifatnya dilemma etika adalah perasaan tidak enak yang timbul karena tidak dapat memuaskan semua pihak. Namun dengan berpedoman pada 4 paradigma, 3 prinsip serta mengikuti 9 langkah pengambilan keputusan dapat meminimalkan perasaan tidak nyaman dan keputusan yang saya ambil dapat diterima oleh semua pihak.

8.   Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil dengan pengajaran memerdekakan murid -murid kita adalah terciptanya merdeka belajar. Keputusan untuk memerdekakan murid merupakan proses untuk memenuhi kebutuhan belajar murid. Untuk memutuskan pemenuhan belajar murid, bisa menggunakan pembelajaran berdiferensiasi.

9.  Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin pembelajaran pasti akan membawa dampak, baik jangka panjang maupun pendek bagi murid. Hal yang sudah kita putuskan dan kita lakukan akan akan terekam menjadi suatu catatan dan akan menjadikan role model tentang apa dan bagaimana kelak murid-murid berpikir dan bertindak. Gambaran ini menjadikan dasar bahwa pengambilan keputusan oleh seorang pendidik harus tepat, benar dan bijak melalui analisis dan pengujian yang mendalam atas benar salahnya.

Dalam pengambilan kepurusan, seorang pemimpin sebaiknya menggunakan 9 langkah pengambilan keputusan dan mengacu pada pembelajaran yang memenuhi potensi murid

10.Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan yang dapat saya ambil jika mengaitkan dengan materi sebelumnya yaitu pengambilan keputusan sebaiknya mengacu pada :

  • ·    Nilai kebajikan universal
  • ·    Bertanggung jawab
  • ·    Berpihak pada murid

·       Berpedoman pada filosofi KHD dengan Patrap Trilokanya (Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani)

 

11.Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Saya cukup memahami materi pada modul ini, sehingga pada proses penerapannya sangat membantu dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Hal-hal yang menurut saya diluar dugaan bahwa ternyata dalam pengambilan keputusan bukan hanya didasarkan pada pemikiran dan pertimbangan semata, namun sangat diperlukan adanya paradigma, prinsip, dan langkah-langkah pengujian pengambilan keputusan, agar keputusan yang diambil tepat sasaran dan bermanfaat untuk orang banyak.

12.Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Sebelum mempelajari modul ini, dalam pengambilan keputusan saya biasanya memanfaatkan prosedur umum yang berlaku di sekolah, yaitu berkomunikasi dengan pihak terkait seperti guru mata pelajaran, guru BK, Wakasek dan kepala sekolah, dengan bahan perbincangan yang mengalir apa adanya. Setelah mempelajari modul ini, saya mencoba menerapkan analisa berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan. Perbedaannya diantaranya pola ini menjadi pakem baru yang sangat rinci, hati – hati dan tidak terburu – buru dalam membuat sebuah keputusan. Selain itu, pihak yang terlibat menjadi merasa dihargai dan bisa memberi kontribusi sesuai tupoksinya masing – masing.

13.Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Perubahan terbesar yang saya alami yaitu :

a.       Berhati – hati dalam bertindak dan mengambil keputusan.

b.       Mempunyai pola yang teratur dalam menganalisa sebuah masalah

c.       Meningkatnya empati pada diri sendiri untuk memahami permasalahan yang terjadi pada orang lain

14.Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Sangat penting karena sebagai seorang individu membuat saya berkembang menuju arah yang lebih baik dan sebagai seorang pemimpin saya harus mampu mengambil sebuah keputusan terbaik dan bertanggung jawab